The Surabaya District Court judge's Ruling in Gregorius Ronald Tannur's Trial Resulted in His Acquittal of the Murder Charge

Roy Ronaldo M. Pasaribu; July Esther; Jinner Sidauruk

doi:10.55927/jlca.v4i1.13846

Authors

Roy Ronaldo M. Pasaribu Fakultas Hukum, Universitas HKBP Nommensen, Medan
July Esther Fakultas Hukum, Universitas HKBP Nommensen, Medan
Jinner Sidauruk Fakultas Hukum, Universitas HKBP Nommensen, Medan

DOI:

https://doi.org/10.55927/jlca.v4i1.13846

Keywords:

Crime, Murder, Free Acquittal

Abstract

This study examines Gregorius Ronald Tannur's acquittal in a murder case (verdict number 454/Pid.B/2024/PN Sby) and whether it complies with Indonesian legal certainty and justice criteria. Examining the judge's use of legal reasoning in the ruling critically is the aim of this study. Using a normative legal research approach, this study looks at secondary sources in addition to fundamental legal texts like court decisions and the Criminal Code. The findings demonstrate that the judge's decision ignored crucial evidence, such as the visum et repertum detailing the victim's injuries and CCTV footage implicating the defendant. The judge's assertion that the defendant was innocent and had made an effort to help the victim did not align with the evidence that was given throughout the trial. The integrity of the legal system and the possible impact of outside influences on court rulings are seriously called into question by this disparity.Reforming court procedures and enforcing stronger sanctions against judge corruption are crucial for regaining public trust and guaranteeing just and equitable outcomes within the legal system.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Firmansyah, M., & Simangunsong, F. (2024). Legal Consequences of Difference in The Results of Two Visum Et Repertum in Proving Criminal Case in Indonesia. Jurnal Hukum Magnum Opus, 7(1), 9-19.

Gunadi, I. dan Efendi, J. (2014). Cepat dan Mudah memahami hukum pidana, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Hamzah, A. (1993). Sistem Peradilan Pidana di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Hutajulu, M. J. (2015). Filsafat hukum dalam putusan pengadilan/hakim. Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum, 9(1), 91-100.

Ipakit, R. (2015). Urgensi Pembuktian Alat Bukti Dalam Praktek Peradilan Pidana. Lex Crimen, 4(2).

Kaeng, B. (2022). Kebebasan dan Pedoman Hakim Dalam Penerapan Putusan Pengadilan. Lex Administratum, 10(2).

Kitab Undang – undang Hukum Acara Pidana

Kitab Undang – undang Hukum Pidana

Margono, H. (2019). Asas Keadilan, Kemanfaatan Dan Kepastian Hukum Dalam Putusan Hakim. Jakarta: Sinar Grafika.

Marzuki, P. M. (2005). Penelitian Hukum; Edisi Revisi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulkan, H. (2021). Peranan Hakim Dalam Persidangan Perkara Pidana Sebagai Upaya Penegakan Hukum Pidana. Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 16(2), 305-319.

Mustofa, W. S. (2013). Kode Etik Hakim, Edisi Kedua. Jakarta : Prenadamedia Group.

Putusan Nomor: 454/PID.B/2024/PN.SBY

Rangga, G. S., & Ayuni, S. E. (2022). Kepastian Hukum Putusan Pemidanaan Yang Tidak Berdasarkan Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum. Jurnal Magister Hukum Perspektif, 13(2), 32-41.

Rangkuti, M. (2023). Hukum pidana materil: Unsur, aspek, dan prinsip. Fahum. Diakses pada 28 Desember 2024, dari https://fahum.umsu.ac.id/hukum-pidana-materil-unsur-aspek-dan-prinsip/.

Rifai, A. (2010). Penemuan Hukum oleh Hakim dalam Persfektif Hukum Progresif. Jakarta : Sinar Grafika.

Rofiqi, T. M., Rahmawati, W., Putri, M. S., Luthfiyah, F. Z., & Santika, S. M. (2022). Peranan Hati Nurani Hakim dalam Persidangan. Nusantara: Jurnal Pendidikan, Seni, Sains dan Sosial Humaniora, 1(01).

Ruman, Y. S. (2012). Keadilan Hukum dan Penerapannya dalam Pengadilan. Humaniora, 3(2), 345-353.

Setyawan, V. P. (2023). The Importance of Visum Et Repertum in the Crime of Serious Theft. ARIMA: Jurnal Sosial Dan Humaniora, 1(2), 58-63.

Sinaga, D. (2015). Kemandirian dan Kebebasan Hakim Memutus Perkara Pidana dalam Negara Hukum Pancasila. Jakarta: Nusamedia.

Sriwidodo, J. (2019). Kajian Hukum Pidana Indonesia “Teori dan Praktek”.

Sudikno Mertokusumo, Penemuan Hukum: Suatu Pengantar (Yogyakarta: Liberty, 2018).

Sukarna, K. (2016). Alat Bukti Petunjuk Menurut KUHAP dalam Perspektif Teori Keadilan. Semarang: Unnes Press.

Suyatno, S., & Darmawansayah, A. (2023). PRINSIP-PRINSIP MORAL HUKUM PIDANA BERDASARKAN PANCASILA. IUS FACTI: Jurnal Berkala Fakultas Hukum Universitas Bung Karno, 2(1 Juni), 206-214.

Syahrum, M. (2022). Pengantar Metodologi Penelitian Hukum : Kajian Penelitian Normatif , Empiris , Penulisan Proposal , Laporan Skripsi Dan Tesis. Riau: DOTPLUS Publisher.

Waluyo, B. (2008). Pidana dan Pemidanaan. Jakarta : Sinar Grafika.

Yasin, M. (2022). Penting dipahami, 7 prinsip dalam hukum acara pidana. Hukumonline. Diakses pada 28 Desember 2024, dari https://www.hukumonline.com/berita/a/penting-dipahami--7-prinsip-dalam-hukum-acara-pidana-lt62808b1a151b6/?page=all