Legal Responsibility of Skincare Companies for Overclaim-Based Marketing Strategies (Misleading Benefits)

Pitra Regina Sipahutar; Roida Nababan; Sovia F. T Simamora

doi:10.55927/jlca.v4i1.13936

Authors

Pitra Regina Sipahutar Fakultas Hukum, Universitas HKBP Nommensen, Medan
Roida Nababan Fakultas Hukum, Universitas HKBP Nommensen, Medan
Sovia F. T Simamora Fakultas Hukum, Universitas HKBP Nommensen, Medan

DOI:

https://doi.org/10.55927/jlca.v4i1.13936

Keywords:

Overclaim, Skincare, Legal Responsibility, Consumer Protection

Abstract

Overclaim (misleading benefits) often occurs through excessive claims regarding product benefits that are not supported by adequate scientific evidence, thus misleading consumers and creating unfair business competition. Based on Law Number 8 of 1999 concerning Consumer Protection and BPOM regulations, companies can be held accountable based on the principles of strict liability and product liability, which require business actors to provide compensation. In this study, the author will discuss the legal responsibility of skincare companies for the practice of overclaim (misleading benefits) in marketing their products and the legal efforts that can be taken by consumers who are harmed. By using normative legal methods and qualitative approaches, the results of the study show that companies can be held accountable based on the principles of strict liability and product liability in accordance with the Consumer Protection Law (UUPK) and BPOM regulations. Consumers who experience losses can seek dispute resolution through non-litigation channels (mediation, arbitration, or the Consumer Dispute Resolution Agency) or litigation (court). Overclaim, Skincare, Legal Responsibility, Consumer Protection

Downloads

Download data is not yet available.

References

Dwitri W, “Fenomena Cantik Industri Kosmetik”, terdapat dalam https://indonesia.go.id/kategori/editorial/7804/fenomena-cantik-industri-kosmetik?lang=1, diakses tanggal 5 Desember 2024.

Hanna Syahidah, “Bagaimana Laju Industri Kecantikan Saat Ini?”, terdapat dalam https://lodi.id/2023/07/06/bagaimana-laju-industri-kecantikan-saat-ini/, diakses tanggal 5 Desember 2024.

Harianto, D. (2016), Asas Kebebasan Berkontrak: Problematika Penerapannya Dalam Kontrak Baku Antara Konsumen Dengan Pelaku Usaha, Jurnal Hukum Samudra Keadilan, 11(2), 145-156.

Kementrian Perindustrian Republik Indonesia, “Perkembangan Industri Kosmetik Nasional”, terdapat dalam http://ikft.kemenperin.go.id/perkembangan-industri-kosmetik nasional/, diakses tanggal 5 Desember 2024.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Kuncoro, A. A. P., Perlindungan Hukum Konsumen Terhadap Penggunaan Kata Overclaim pada Iklan Produk Skincare (Doctoral dissertation, Universitas Islam Indonesia), 2024.

Okky W. S. H., Putu E. T, “Perlindungan Hukum terhadap Pengguna Produk Perawatan Wajah dengan Sistem Share in Jar di E-commerce”, Jurnal Kertha Desa¸ Volume 11 No. 5, 2023.

Peraturan BPOM No. 3 Tahun 2022.

Rahmalia, N., Perancangan Platform Digital Berbasis Aplikasi Perawatan Wajah Dengan Metode House of Quality, 2021.

Suryati, (2015), Tanggungjawab Hukum Pelaku Usaha Atas Iklan Yang Menyesatkan Konsumen, Tesis Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, hlm 63.

Undang-Undang no. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

Widawati, A. A. L., & Elbana, M, Kajian Litelatur Review Krisis Komunikasi Hotto Purto pada Kasus Overclaim dalam Menjaga Citra Perusahaan. Jurnal Penelitian Inovatif, 4(1) 2024.

Windari, R. A. (2015). Pertanggungjawaban mutlak (Strict Liability) dalam hukum perlindungan konsumen. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 1(1).

Nuraini, S. Pemasaran Skincer Dengan Cara Overclaim Di E-Commere (Perspektif Fatwa MUI Dan Undang-Undang Tentang Perlindungan Konsumen), Bachelor's thesis, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hlm 21.

Hamid, A. H., & SH, M. (2017). Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia (Vol. 1). Sah Media, hlm. 53.

Jannah, R. (2018). Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Jasa Angkutan Umum menurut Undang-Undang No 8 Tahun 1999 dan Hukum Islam (Studi Kasus terhadap Angkutan L300 di Terminal Lueng Bata) (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).

Luthfi, K. (2018), Masyarakat Indonesia dan Tanggung Jawab Moralitas. Guepedia, hlm. 15.

Hadian Nur, Y., & Prabowo, D. W. (2011). Penerapan Prinsip Tanggung Jawab Mutlak (Strict Liability) Dalam Rangka Perlindungan Konsumen. Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, 5(2), 177.

Aziz, A. (2020). Tugas dan wewenang badan pengawas obat dan makanan (bpom) dalam rangka perlindungan konsumen. Al-Qanun: Jurnal Pemikiran dan Pembaharuan Hukum Islam, 23(1), 193-214.